TASIKMALAYA - Perkembangan teknologi saat ini sudah sangat cepat dan sudah merambah ke semua kehidupan masyarakat, dimana dengan teknologi, khususnya internet, kebutuhan masyarakat bisa dipenuhi dengan cepat pula.
Jumlah pengguna inetrnet di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 171,17 juta orang (64,8 % dari jumlah penduduk Indonesia) dan pulau Jawa merupakan wilayah terbesar pengguna internet yang mencapai 55,7 persen dimana Jawa Barat sebagai provinsi tertinggi dengan jumlah 16,7 persen dengan pengguna Facebook 50,7 persen, sisanya instagram, line, twitter. di perkotaan 74,1 persen dan di pedesaan 61,6 persen.
Kepala Divisi Klarifikasi dan Diseminasi Tim Jabar Saber Hoaks (JSH) Alfianto Yustinova mengatakan, dampak ikutan dari berkembangnya digitalisasi informasi saat ini adalah tsunami informasi yang sulit dibendung, salah satunya dengan merebaknya berita bohong atau hoaks di media sosial.
"Hoaks telah menjadi perhatian serius, karena dampaknya yang signifikan terhadap tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Alfianto, di acara Sosialisasi Jabar Saber Hoaks, Tema: "Waspada Hoaks, Hindari Berita Tanpa Fakta" di Aula Balaikota Tasikmalaya, Rabu (31/07).
Alfianto menyatakan, disinformasi atau misinformasi dapat memecah belah kerukunan dan timbulnya ujaran kebencian (hate speech), karenanya sebagai masyarakat informasi di tengah pusaran arus global, harus mampu bersikap kritis serta cerdas dalam menerima serta memperlakukan informasi.
"Sejak dibentuknya JSH pada Desember 2018, atensi warga yang melakukan pengaduan ke JSH cukup tinggi, hingga hari ini JSH menerima aduan sekitar 1.100 aduan dan 800 hoaks telah diklarfikasi, dengan beragam isu, mulai dari isu politik, kesehatan, bencana, info layanan publik, daily lifes, dan isu lainnya," ungkapnya.
Menurut Alfianto, upaya penanggulangan penyebaran hoaks adalah tanggung jawab bersama, pemerintah, masyarakat, dunia usaha, komunitas dan pemangku kepentingan lainnya dengan harapan masyarakat semakin kritis dan cerdas dalam setiap menerima informasi, selalu cek dan ricek atau tabayyun guna tidak terjebak oleh hoaks.
"Masyarakat harus semakin kritis terhadap berbagai informasi yang diterima, jangan langsung percaya tapi cek dulu kebenaran berita tersebut," tuturnya. {*}
Sumber : Jabarprov